Wednesday, March 26, 2014

Apa yang Terjadi dengan Dunia Pendidikan di Kawasan Perbatasan?



Telah berlalu 68 tahun sejak Indonesia merdeka, namun pemerataan pembangunan di tanah dirasakan masih belum terwujud, terutama di kawasan perbatasan. Yupz, kawasan perbatasan sudah pasti merupakan kawasan terluar Indonesia karena memang letaknya di perbatasan. Dikarenakan orientasi pembangunan lebih terfokus di perkotaan besar saja, maka situasi dan kondisi kawasan perbatasan tidak tumbuh secara signifikan.
Salah satu indikasi ketertinggalan kawasan perbatasan adalah pada sektor pendidikan. Di kawasan perbatasan, notabene kondisi infrastruktur dan sistem utilitas  dalam keadaan kurang memadai, termasuk sarana dan prasarana pendidikan. Situasi ini telah berlangsung lama di negeri ini tanpa ada upaya berarti dari Pemerintah untuk mengubah situasi ini. Isu disparitas kawasan perbatasan memang telah berlangsung lama, tapi entah situasi politik, entah kemauan politik atau masalah teknis, kawasan perbatasan selalu demikian keadaannya.
Di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia misalnya, sekolah-sekolah milik Pemerintah RI selalu saja kondisinya memperihatinkan, mulai dari kondisi gedung sekolah, bangku-bangku sekolah, fasilitas sekolah, seperti toilet siswa dan perpustakaan yang serba kurang memadai. Kondisi bangunan banyak tidak terawat, genteng banyak yang bocor, tiang-tiang penyangga gedung tidak kokoh berdiri bahkan berpotensi ambruk, dll. Dan yang lebih parah lagi, seringkali guru tidak datang ke sekolah dengan banyaknya alasan, mulai dari kepentingan pekerjaan sampingan, urusan keluarga, urusan kesehatan, dll, sementara para siswa-siswi yang telah datang ke sekolah berasal dari lokasi tempat tinggal mereka yang relatif jauh dari sekolah, berjalan kaki hingga lebih dari 1 kilometer di tengah terik matahari tanpa menggunakan alas kaki.
Orang tua siswa tentu memiliki harapan akan masa depan anaknya yang cerah ketika bersekolah, namun apakah jadinya jika kondisi sekolahnya seperti itu. Harapan hanyalah harapan, sekolah dalam kondisi demikian bisa jadi tidak cukup berhasi untuk mencetak generasi penerus bangsa ini. Mental para guru yang sering bolos mengajar merupakan persoalan penting yang harus segera diselesaikan. Tentu, Pemerintah memiliki beragam persoalan penting, namun yang diperlukan kemudian adalah tindakan kongkrit, taktis dan strategis dari para Pemimpin Bangsa, Pemimpin Daerah ataupun Partai Politik yang ada di Indonesia untuk bersegera menghadirkan hatinya untuk rakyat yang selama ini berperan membawa mereka ke kursi kekuasaan.
Dana dan anggaran pendidikan saat ini adalah tertinggi kedua setelah anggan pertahanan dan keamanan, seyogyanya anggaran yang besar ini dapat secara signifikan memperbaiki kualitas sistem pendidikan di Indonesia dalam berbagai aspeknya, mulai dari perbaikan kualitas sarana dan prasarana pendidikan hingga peningkatan kapasitas SDM pendidikan. Jika itu semua belum terjadi, maka semuanya tentu berproses, namun perbaikan cepat mutlak harus dilakukan. Diperlukan suatu percepatan perbaikan sistem pendidikan dalam berbagai aspeknya.
Terkait masalah percepatan, barangkali sosok Jokowi, Gubernur DKI Jakarta saat ini adalah orang yang paling disorot media dalam membawa Jakarta menuju berbagai perbaikan dalam percepatan yang penuh. Konfigurasi harmonis Jokowi – Ahok dipandang membentuk visi yang utuh untuk membangun Jakarta yang lebih baik. Dan semua mata melihat, Jokowi membangun Jakarta dengan tindakan nyata / kongkrit / real bebas dari retorika dan jargon semata. Dalam kesederhanaannya, ia memperbaiki semua sistem dalam waktu bersamaan.
Dengan performanya ini, silahkan dibuat polling tentang siapa the Next Ideal President for Indonesia? Sudah pasti pemegang polling tertinggi adalah Jokowi. Nah, jika demikian adanya, tentu rakyat memiliki mata, telinga, terlebih mata hati untuk memilih dan mengidam-idamkan pemimpin terbaiknya yang dalam kepemimpinannya Indonesia bisa berdiri mandiri tanpa bayang-bayang Asing sehingga bisa mengoptimalkan sebagaian besar sumberdaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Lalu, apa yang hendak ditawarkan calon presiden lainnya? Kiprah apa yang sudah mereka lakukan untuk rakyat? Telahkah mereka bercermin pada dirinya sendiri akan kapasitasnya untuk membawa mereka pada Indonesia  yang lebih baik? Apakah benar mereka memperjuangkan rakyat dan kepentingannya ataukah hanya memperjuangkan kepentingan partai semata? Jika memang berjuang untuk rakyat, mereka tentu tidak perlu berkampanye dalam berbagai media, karena mereka tentu telah ada di hati rakyat melalui program kongkritnya.
Kembali kepada situasi pendidikan di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia. Pernah, satu kali kondisi pendidikan di kawasan perbatasan di expose oleh salah satu media televisi swasta, dan hasilnya sangat mengkhawatirkan. Malaysia membangun sekolah mewah dan megah persis di kawasan perbatasan. Gedung mewah, megah, fasilitas lengkap seperti perputakaan, ruang guru ber-AC, lapangan olahraga, lab komputer, asrama siswa dan guru, ruang makan, dll. Hebatnya, pendidikan gratis dan makan gratis bahkan untuk siswa-siswi dari Indonesia, lebih dari itu, mereka bahkan mendapatkan uang saku, dan bagi para siswa yang tinggal jauh dari sekolah, disediakan asrama siswa.
Mengapa Malaysia melakukan hal yang demikian? Karena Malaysia dalam hal ini pun memiliki keuntungan dari  seleksi siswa-siswi terpintar Indonesia untuk kemudian dijalurkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan muaranya adalah bekerja di sektor-sektor ekonomi yang ada di Malaysia. Sepintas tidak ada yang salah dengan hal ini, para siswa senang, orang tua siswa senang, terlebih ketika anak mereka mendapatkan jaminan pekerjaan, meskipun di Malaysia.
Indonesia, rupaya masih duduk manis tertegun melihat situasi ini. Seolah-olah tidak ada persoalan yang sedang terjadi, sementara generasi penerus muda Indonesia berbakat begitu dicari oleh negeri tetangga. Kasus yang sama seringpula terjadi ketika ada kompetisi matematika, fisika, kimia, dll di tingkat dunia, seringkali anak dari Indonesia memenangkannya dan segera ditawari Singapura dan Malaysia untuk melanjutkan kuliah disana. Namun dalam hal ini ITB cukup sigap, untuk segera memasukan mereka ke ITB dan memberi kesempatan pada mereka untuk memilih sendiri jurusannya. 
--------------
Kami, SERAGAM SEKOLAH MURAH ONLINE BERKUALITAS, yang menitikberatkan kegiatan pada usaha Konveksi seragam sekolah, menjual seragam sekolah, dengan harga grosir seragam sekolah baik untuk partai kecil atau besar, kualitas jahitan rapi, bahan berkualitas, dan harga yang murah, menyediakan kebutuhan seragam sekolah murah online bagi Pihak Sekolah, mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA dan sederajat. Hubungi Kami di nomor 081218610243, 081316789667 (SMS Only) atau PIN BB 23764264 atau email ke: seragamsekolahmurah@hotmail.com

No comments:

Post a Comment