Telah berlalu 68 tahun sejak Indonesia merdeka, namun
pemerataan pembangunan di tanah dirasakan masih belum terwujud, terutama di
kawasan perbatasan. Yupz, kawasan perbatasan sudah pasti merupakan kawasan
terluar Indonesia karena memang letaknya di perbatasan. Dikarenakan orientasi
pembangunan lebih terfokus di perkotaan besar saja, maka situasi dan kondisi
kawasan perbatasan tidak tumbuh secara signifikan.
Salah satu indikasi ketertinggalan kawasan perbatasan adalah
pada sektor pendidikan. Di kawasan perbatasan, notabene kondisi infrastruktur
dan sistem utilitas dalam keadaan kurang
memadai, termasuk sarana dan prasarana pendidikan. Situasi ini telah
berlangsung lama di negeri ini tanpa ada upaya berarti dari Pemerintah untuk
mengubah situasi ini. Isu disparitas kawasan perbatasan memang telah
berlangsung lama, tapi entah situasi politik, entah kemauan politik atau
masalah teknis, kawasan perbatasan selalu demikian keadaannya.
Di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia misalnya,
sekolah-sekolah milik Pemerintah RI selalu saja kondisinya memperihatinkan,
mulai dari kondisi gedung sekolah, bangku-bangku sekolah, fasilitas sekolah,
seperti toilet siswa dan perpustakaan yang serba kurang memadai. Kondisi
bangunan banyak tidak terawat, genteng banyak yang bocor, tiang-tiang penyangga
gedung tidak kokoh berdiri bahkan berpotensi ambruk, dll. Dan yang lebih parah
lagi, seringkali guru tidak datang ke sekolah dengan banyaknya alasan, mulai
dari kepentingan pekerjaan sampingan, urusan keluarga, urusan kesehatan, dll,
sementara para siswa-siswi yang telah datang ke sekolah berasal dari lokasi
tempat tinggal mereka yang relatif jauh dari sekolah, berjalan kaki hingga
lebih dari 1 kilometer di tengah terik matahari tanpa menggunakan alas kaki.
Orang tua siswa tentu memiliki harapan akan masa depan anaknya
yang cerah ketika bersekolah, namun apakah jadinya jika kondisi sekolahnya
seperti itu. Harapan hanyalah harapan, sekolah dalam kondisi demikian bisa jadi
tidak cukup berhasi untuk mencetak generasi penerus bangsa ini. Mental para
guru yang sering bolos mengajar merupakan persoalan penting yang harus segera
diselesaikan. Tentu, Pemerintah memiliki beragam persoalan penting, namun yang
diperlukan kemudian adalah tindakan kongkrit, taktis dan strategis dari para
Pemimpin Bangsa, Pemimpin Daerah ataupun Partai Politik yang ada di Indonesia
untuk bersegera menghadirkan hatinya untuk rakyat yang selama ini berperan
membawa mereka ke kursi kekuasaan.
Dana dan anggaran pendidikan saat ini adalah tertinggi kedua
setelah anggan pertahanan dan keamanan, seyogyanya anggaran yang besar ini
dapat secara signifikan memperbaiki kualitas sistem pendidikan di Indonesia
dalam berbagai aspeknya, mulai dari perbaikan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan hingga peningkatan kapasitas SDM pendidikan. Jika itu semua belum
terjadi, maka semuanya tentu berproses, namun perbaikan cepat mutlak harus
dilakukan. Diperlukan suatu percepatan perbaikan sistem pendidikan dalam
berbagai aspeknya.
Terkait masalah percepatan, barangkali sosok Jokowi, Gubernur
DKI Jakarta saat ini adalah orang yang paling disorot media dalam membawa
Jakarta menuju berbagai perbaikan dalam percepatan yang penuh. Konfigurasi
harmonis Jokowi – Ahok dipandang membentuk visi yang utuh untuk membangun
Jakarta yang lebih baik. Dan semua mata melihat, Jokowi membangun Jakarta
dengan tindakan nyata / kongkrit / real bebas dari retorika dan jargon semata.
Dalam kesederhanaannya, ia memperbaiki semua sistem dalam waktu bersamaan.
Dengan performanya ini, silahkan dibuat polling tentang siapa the Next Ideal President for Indonesia?
Sudah pasti pemegang polling tertinggi adalah Jokowi. Nah, jika demikian
adanya, tentu rakyat memiliki mata, telinga, terlebih mata hati untuk memilih
dan mengidam-idamkan pemimpin terbaiknya yang dalam kepemimpinannya Indonesia
bisa berdiri mandiri tanpa bayang-bayang Asing sehingga bisa mengoptimalkan
sebagaian besar sumberdaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Lalu, apa yang
hendak ditawarkan calon presiden lainnya? Kiprah apa yang sudah mereka lakukan
untuk rakyat? Telahkah mereka bercermin pada dirinya sendiri akan kapasitasnya
untuk membawa mereka pada Indonesia yang
lebih baik? Apakah benar mereka memperjuangkan rakyat dan kepentingannya
ataukah hanya memperjuangkan kepentingan partai semata? Jika memang berjuang
untuk rakyat, mereka tentu tidak perlu berkampanye dalam berbagai media, karena
mereka tentu telah ada di hati rakyat melalui program kongkritnya.
Kembali kepada situasi pendidikan di kawasan perbatasan
Indonesia – Malaysia. Pernah, satu kali kondisi pendidikan di kawasan
perbatasan di expose oleh salah satu
media televisi swasta, dan hasilnya sangat mengkhawatirkan. Malaysia membangun
sekolah mewah dan megah persis di kawasan perbatasan. Gedung mewah, megah,
fasilitas lengkap seperti perputakaan, ruang guru ber-AC, lapangan olahraga,
lab komputer, asrama siswa dan guru, ruang makan, dll. Hebatnya, pendidikan
gratis dan makan gratis bahkan untuk siswa-siswi dari Indonesia, lebih dari
itu, mereka bahkan mendapatkan uang saku, dan bagi para siswa yang tinggal jauh
dari sekolah, disediakan asrama siswa.
Mengapa Malaysia melakukan hal yang demikian? Karena Malaysia
dalam hal ini pun memiliki keuntungan dari
seleksi siswa-siswi terpintar Indonesia untuk kemudian dijalurkan pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan muaranya adalah bekerja di
sektor-sektor ekonomi yang ada di Malaysia. Sepintas tidak ada yang salah dengan
hal ini, para siswa senang, orang tua siswa senang, terlebih ketika anak mereka
mendapatkan jaminan pekerjaan, meskipun di Malaysia.
Indonesia, rupaya masih duduk manis tertegun melihat situasi
ini. Seolah-olah tidak ada persoalan yang sedang terjadi, sementara generasi
penerus muda Indonesia berbakat begitu dicari oleh negeri tetangga. Kasus yang
sama seringpula terjadi ketika ada kompetisi matematika, fisika, kimia, dll di
tingkat dunia, seringkali anak dari Indonesia memenangkannya dan segera
ditawari Singapura dan Malaysia untuk melanjutkan kuliah disana. Namun dalam
hal ini ITB cukup sigap, untuk segera memasukan mereka ke ITB dan memberi
kesempatan pada mereka untuk memilih sendiri jurusannya.
--------------
Kami, SERAGAM SEKOLAH MURAH ONLINE BERKUALITAS, yang menitikberatkan kegiatan pada usaha Konveksi seragam sekolah, menjual seragam sekolah, dengan harga grosir seragam sekolah baik untuk partai kecil atau besar, kualitas jahitan rapi, bahan berkualitas, dan harga yang murah, menyediakan kebutuhan seragam sekolah murah online bagi Pihak Sekolah, mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA dan sederajat. Hubungi Kami di nomor 081218610243, 081316789667 (SMS Only) atau PIN BB 23764264 atau email ke: seragamsekolahmurah@hotmail.com
Kami, SERAGAM SEKOLAH MURAH ONLINE BERKUALITAS, yang menitikberatkan kegiatan pada usaha Konveksi seragam sekolah, menjual seragam sekolah, dengan harga grosir seragam sekolah baik untuk partai kecil atau besar, kualitas jahitan rapi, bahan berkualitas, dan harga yang murah, menyediakan kebutuhan seragam sekolah murah online bagi Pihak Sekolah, mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA dan sederajat. Hubungi Kami di nomor 081218610243, 081316789667 (SMS Only) atau PIN BB 23764264 atau email ke: seragamsekolahmurah@hotmail.com
No comments:
Post a Comment