Wednesday, March 26, 2014

Pendidikan Karakter Bangsa Harus Menjadi Tekad Bersama



Sektor pendidikan merupakan backbone pembangunan karakter sebuah bangsa. Lewat pendidikan, baik formal maupun informal, sejak kecil anak-anak bangsa dididik untuk tidak hanya pintar, cerdas dan berwawasan luas, akan tetapi lebih dari itu, yang terpenting dari pendidikan adalah pendidikan karakter.
Tujuan pendidikan secara umum adalah agar tercapai cita-cita Bangsa Indonesia, sesuai dengan apa yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “…mencerdaskan kehidupan bangsa…”, namun, pendidikan memiliki misi mulia lainnya, yaitu mendidik karakter anak-anak bangsa.
Pendidikan karakter identik dengan mendidik anak-anak bangsa untuk memiliki attitude power yang baik dan karena Indonesia adalah bangsa yang masih menjungjung tinggi nilai-nilai agama, maka pendidikan karakter pun meliputi peningkatan spiritual power anak-anak bangsa.
Sebelum masuk ke dunia sekolah, pendidikan karakter dimulai dari rumah, dari keluarga. Orang tua dalam hal ini harus mulai menanamkan nilai-nilai baik kepada si anak, baik yang menyangkut attitude power dan spiritual power. Orang tua harus mulai mengajarkan anak-anaknya tentang cara bersikap yang baik, misalnya untuk selalu mengucapkan kata “tolong” ketika meminta bantuan atau pertolongan dan selalu mengucapkan “terimakasih” ketika telah dibantu / ditolong, dll. Kata “tolong” dan “terimakasih” mungkin terdengar simple atau biasa saja, akan tetapi dibalik itu semua, terkandung nilai-nilai kesopanan dalam cara bersikap yang akan menumbuhkan attitude power si anak.
Namun demikian, janganlah dilupakan, bahwa anak adalah peniru yang baik. Anak dapat dengan cepat meniru sikap-sikap dan tingkah laku orang-orang terdekatnya, yaitu ayah dan ibunya. Maka dari itu, bersikaplah baik di depan anak, karena jika tidak, anak akan dengan cepat meniru apa yang kita perlihatkan kepadanya, baik dari segi ucapan dan perbuatan.
Peran orang tua dalam pendidikan karakter anak adalah meluangkan sedikit saja waktu untuk anak. Mungkin hal ini terdengar sederhana, tapi bagi para orang tua yang tinggal di kota-kota besar yang notabene bekerja, maka waktu-waktu special dengan anak terasa sulit diwujudkan. Kesibukan dan aktivitas sehari-hari sudah cukup membuat lelah fisik dan pikiran, sehingga untuk meluangkan sedikit waktu dengan sang anak pun terasa sulit.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu yang lama, maka tentu tidak bagi bagi perkembangan si anak, baik secara psikis dan mental. Ada keterjarakan sosial antara anak dan orang tua yang semakin jauh. Hal yang lebih parah, banyak orang tua yang sudah tidak tahu lagi dimanakah batas-batas pengetahun orang tua terhadap anaknya. Contohnya antara lain: Tiba-tiba kita dipanggil oleh guru atau kepala sekolah di sekolahnya karena anak kita tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan, sehingga  dengan terpaksa harus tinggal kelas. Contoh lainnya misalkan, orang tua dipanggil ke sekolah karena menemukan di tas anak kita terdapat benda-benda tajam atau obat-obat terlarang atau barang yang berbau pornografi.
Banyak dari orang tua yang karena kesibukannya bekerja atau berbisnis, akhirnya melepaskan atau mengendurkan pengawasan terhadap anaknya. Sementara anak, pada usianya bisa jadi tengah berada dalam proses untuk mencari jati dirinya, identitas dirinya, ia cenderung dibentuk oleh komunitas dimana ia berada dan lingkungan dimana ia menghabiskan banyak waktunya secara penuh.
Inilah barangkali hal-hal yang sangat mungkin terjadi, jika peran pendidikan karakter di keluarga tidak berjalan dengan baik, yaitu berbagai hal negatif yang bahkan diluar bayangan orang tua sebelumnya. Lihat saja di media-media swasta dimana seringkali kita melihat banyak pemberitaan, kejadian tabrakan atau menabrak gara-gara si pengendara berada dalam pengaruh obat dan narkoba, kejadian asusila karena pengaruh minuman keras, tindakan korupsi, dll.
Pendidikan karakter di keluarga adalah yang utama, sementara ketika si anak berada di sekolah, pendidikan karakter relatif kurang karena di sekolah si anak lebih banyak menerima pelajaran-pelajaran yang diorientasikan untuk meningkatkan aspek intelectual power-nya saja, meskipun dewasa ini, telah banyak sekolah yang mulai aware untuk menyentuh aspek attitude power dan spiritual power anak-anak didiknya.
------------
Kami konveksi seragam Bandung Online siap menjadi partner terbaik Anda dalam penyediaan seragam sekolah murah berkualitas. Percayakan kepada kami pembuatan seragam sekolah harian, seragam sekolah batik, seragam sekolah pramuka, seragam sekolah olahraga dan seragam rompi sekolah, serta pembuatan seragam jas almamater dan seragam toga wisuda Anda. Info lebih lanjut call / sms 081316789667 atau 081218610243 atau email ke seragamsekolahmurah@hotmail.com

No comments:

Post a Comment